Sunday, March 04, 2007

Aku Ingin Pulang.

Dalam kejenuhan yang memuncak mengenai pekerjaan dikantor di tambah ketidakjelasan kembali masalah pengurusan pindah istri, saya benar-benar merasa letih ngelewatin ini semua. Beberapa hari terakhir saya mengalami susah tidur, selalu teringat kembali semuanya teringat Rafi dan istri saya, teringat bapak surabaya yang masih sakit. Pekerjaan akhir tahun 2006 dan awal tahun 2007 ini benar-benar menguras semua konsentrasi. Ditambah pemeriksaan pajak tahun 2004 dan tahun 2005 di perusahaan dimana saya bekerja, semakin menambah beban pikiran saya mondar-mandir Makassar Bulukumba hanya untuk urusan ini. Ditambah kerjaan rutin sungguh menguras pikiran dan tenaga, saya benar-benar baru merasakan bagaimana menjadi supervisor cabang hanya dengan seorang staf dan satu orang tenaga out sourcing dengan membawahi cabang yang menaungi 5 kabupaten sudah cukup membuat saya harus kerja keras belum lagi menghadapi auditor internal yang katanya akan masuk awal bulan maret ini, belum lagi Badan Pemeriksa Keuangan dan Auditor Eksternal dari Kantor Akuntan Publik yang akan segera menyusul. Huh... membayangkan saja sudah bikin saya capek. .#:-S

Janji saya untuk bisa pulang bertemu anak saya Rafi dan istri saya dah lewat seminggu dari janji saya disini, tapi sampai sekarang saya belum bisa memastikan kapan saya bisa pulang ke palangkaraya. Saya benar-benar ingin pulang ingin bertemu Jagoan saya Rafi, ingin melihat bapak surabaya yang masih sakit.

Kapan hari istri saya telp cerita pak Ari robert Manajer Cabang Palangkaraya menayakan kembali kepindahan istri saya dia janji bantu dan katanya sempet dibicarakan dengen General manajer Bpk Ari Agus Salim, saya yang selalu optimis sekarang mendengar hal seperti ini rasanya hanya sekedar angin dan seperti certa klasik, saya benar-benar lelah dan tidak tahu apa lagi yang mesti saya lakukan. Kemarin saya punya harapan besar ketika ke jakarta, untuk bertemu Deputi Direktur Pengembangan eksekutif SDM Pusat, tapi saya harus kembali pulang dengan tangan kosong, saya tidak berhasil bertemu beliau karena kesibukan beliau. Saya hanya bertemu dengan pak hendra staf beliau tanpa bermaksud merendahkan cuma apa yang saya dengar selalu sabar dan sabar masih jelas rasanya membaca email permintaan maaf beliau perihal pembatalan SK pindah istri karena adanya kesalahan administrasi * huh...*. Saya seperti mendengar kaset kusut yang di putar ber ulang-ulang. Saya sudah lelah denger kalimat sabar tanpa kejelasan kedepan. Sampai kapan. Saya juga tidak tahu harus percaya siapa lagi, mengurus kepindahan ini kemana. Saya sempet membayangkan andai saya anak anggota DPR seperti adik OJT saya yang dengan mudah pindah bahkan suaminya bisa dia tarik..hem... kayaknya saya mesti kembali menginjak bumi saya gak mau terbang berangan-angan

Beberapa hari teakhir juga sempet terlintas untuk mencari kerja yang lain saja. Sempet tergoda untuk menuruti tawaran pindah ke salah satu unit dijakarta saya bahkan sempat membuat Curiculum vitae bahkan sempet di telp juga dimarah-marah karena saya tidak datang untuk di pertemukan dengan General Managernya karena saya lebih memilih untuk bisa secepatnya bertemu dengan Rafi.. tapi kali ini saya hanya berpikir Rafi dan Keluarga saya. Rafi sudah merubah semua pikiran saya untuk keluar dari perusahaan ini kalaupun pindah saya ingin segera deket dengan rafi. Bagaimanapun saya tidak boleh menyerah karena keadaan. Saya yakin

Allah maha adil Dia ciptakan ujian buat kita dan Dia juga pasti mempunyai jawaban untuk ujiannya kali ini, karena Allah maha adil Pasti Allah memberi ujian disaat Hambanya mampu menerima ujian tersebut.
Dan saya yakin saya mampu melawati ini semua. Demi Rafi saya tidak boleh menyerah. Semangat ini tidak boleh padam. Saya tetap harus optimis menghadapi semuanya.

Ya hari ini saya mengalami puncak kejenuhan yang luar biasa terhadap pekerjaan. Terhadap rutinatas. saya ingin pulang ketemu rafi. Besok insya Allah saya akan urus cuti semoga cuti disaat yang tidak tepat seperti sekarang bos bisa mengerti.

Rafi... Papa kangen sama Rafi.. doain papa biar bisa cepet pulang ya mas...

Ditulis di Bulukumba sambil ditemanin lagu-lagunya Ebit G Ade

Hem... saya baru inget saya mesti segera pesen tiket .....

9 comments:

Anonymous said...

lha wong lucune koyo ngono, yo panres nek ngangeni. Aku ingin pulaaaaang Sabar yo mas...

Arri said...

Ini sebenarnya comment yang kedua...
yang pertama ga tau kemuat apa enggak...

intinya, tetap semangat, Tri!
di balik penderitaan ini selalu ada hikmahnya.

Yang pasti, Rafi jadi tau kalau Papa dan Mamanya saling mencintai dan akan melakukan yang terbaik untuk Rafi.

Iya nggak?

Arri said...

oh ya,
ternyata yang pertama tidak kemuat.. sayang, padahal udah nulis panjang2 dan bagus pula kata-katanya (hihihi.. kok memuji diri sendiri ya?)

tapi setelah komen kedua dibaca.. udah mencakup semuanya kok, tri..
ingatlah, bahwa kamu adalah orang paling beruntung di angkatan kita (jgn lupakan memori jaket itu...)

emang sih, ujung2nya apes, tapi paling tidak kamu sempat beruntung kan??

Allah SWT masih menyayangi Tri kok, banyak buktinya, ga perlu saya tulis disini, ok?

Anonymous said...

hehehe, sabar ya mas, aku sendiri udah 1,6 tahun di india baru sekali pulang ke indonesia ketemu keluarga

Anonymous said...

tetep semangat, mas. sabaaar...bentar lagi pasti ketemu si rafi.

EnDah Rezeki said...

Kaya judul lagunya Ebiet... kesukaanku. Skrg aku juga mau pulang.

Anonymous said...

Jd ikutan sedih mas :( Aku jg cm bisa bilang...sabar, semestinya sabar itu tidak ada batasnya. Allah akan menyayangi orang2 yang sabar. Jadikan sholat dan sabar sebagai penolongmu. Jd mas Tri hrs tetep semangat...demi mas rafi sm mama rafi ;) Welcome to Palangka Raya :D

Anonymous said...

mugo2 cepet leh ketemu karo anakmu mas :)

mugo2 preian sesuk iso ketemu.

Anonymous said...

wah yang namanya hidup pasti ada banyak hal yang menyebalkan Papa Rafi, semoga saja Papa rafi and Mama sabaar ya, demi keponakanku yang cakep si Rafi Semangattt!! (sambil larak-lirik sejak kapan seh.. rafi jadi keponakan afin hehehehe)