Monday, October 16, 2006

Untung Ada Ramadhan & Idul Fitri

Kalau dipikir-pikir kita sebagai umat muslim ini sangat beruntung bisa dipertemukan dengan bulan Ramadhan dan Idul Fitri lagi. Bayangkan saja pada bulan Ramadhan ini amalan yang kita laksanakan dilipatgandakan pahalanya, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka di tutup dan setan-setan dibelenggu dan doa orang yang sedang berpuasa di kabulkan oleh Allah SWT. Sungguh bulan yang luar biasa.

Dari sisi ekonomi, bagi pegawai bulan ini mendatangkan tambahan pendapatan atau rejeki, ya paling gak misalnya bagi pegawai kita akan mendapakan THR (Tunjangan Hari Raya), berbagai bonus hadiah, baik berbentuk uang atau materi yang sering kali di berikan pada saat bulan suci ini. Bagi anak-anak mungkin saatnya punya baju baru. Bagi Lembaga sosial sendiri bulan ini juga bisasanya berhasil mengumpulkan zakat, infaq dan shadaqah yang berlipat-lipat di ramadhan dan idul fitri ini. Ya bagi penjual juga bulan ini juga saatnya panen untuk mendapatkan rejeki yang belimpah. Liat saja berita yang banyak menyebutkan banyaknya Pengemis dari desa yang menyerbu perkotaan Atau adanya mudik gratis ala BNI dan yang lain.

Dibulan Ramadhan dan Idul Fitri ini kita juga mendapatkan libur (cuti bersama) yang lumayan panjang sehingga kita di berikan kesempatan untuk bisa pulang kampung atau bersilaturahmi dengan keluarga. Bayangkan orang yang merantau jauh akhirnya di beri kesempatan pulang, bertemu dengan keluarganya baik orang tua, tetangga, teman-temannya. Walo tiket mahal dan susah di dapat tapi kita tetap berusaha keras untuk pulang.

Di bulan ramadhan ini juga umat muslim diberikan kesempatan untuk menghapus dosa dengan saling bermaaf-maafan. kita beruntung diberikan kesempatan untuk bermaafan-maafan menghapus segala dosa dengan saling memaafkan.

Ya Untung ada Ramdhan dan Idul Fitri
Saatnya Berbagi Maaf, Berbagi rejeki dan berbagi Kebahagiaan bagi sesama

sebelum saya cuti untuk pulang kampung besok walau lebaran masih 6 hari lagi, ijinkan saya mengucapkan


“Taqabbalallahu Minna wa Minkum “
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1427 H
Minal Aidzin wal Faidin
Mohon Maaf Lahir dan Bathin
Semoga Kita Kembali Fitri


Keluarga Laksono

Sunday, October 08, 2006

Yang tercecer dari Palembang

Sebelum istri saya melahirkan kemarin hampir setiap pagi kita berdua jalan pagi kebetulan memang sedang bulan ramadhan jadi setiap habis sahur dan sholat subuh kita jalan, dan tempat favorit yang kita tuju adalah sungai musi. Ya sungai yang begitu luar biasa buat saya karena begitu lebar, mungkin baru pertama kali saya melihat sungai begitu besar dan di lalui banyak kapal besar. Palembang memang identik dengan sungai musi dan Jembatan Amperanya, walo sudah tidak bisa di naik turunkan lagi jembatan ini masih menjadi kabanggan Kota Palembang sampe dijadikan miniatur di depan bandar Sultan Mahmud badarudin II.
Palembang Kota yang katanya merupakan salah satu kota tertua di indonesia yang hanya kalah sama kota Kutai di kalimantan. Kota ini berkembang sangat pesat semenjak adanya PON dikota ini. Pusat pertokoan berterbaran luar biasa cepatnya.

kayaknya saya bakal sering ke Palembang. kota kelahiran istri dan anak pertama saya.

Kembali ke Sungai Musi ada beberapa foto yang sempet saya ambil. karena agak gelap karena masih subuh jadi agak sedikit kabur. saya ambil di deket markas polisi Perairan di Sungai Lais.



Thursday, October 05, 2006

Muhammad Rafi Iman Rabbani


Ya kami sepakat memberi nama tersebut untuk dedek, sekarang dedek punya nama dan nama panggilannya Rafi. Artinya kurang lebih mempunyai iman yang tinggi kepada Allah SWT. Ya moga Rafi bisa jadi anak yang sholeh, jadi anak yang bisa memberikan kebaikan, berguna bagi Agama nusa dan bangsanya.mampu jadi pengingat buat orang tuanya. Amin...

Tuesday, October 03, 2006

Saya Jadi AYAH

Saya memandang dengan mata berkaca-kaca melihat sebuah keajaiban besar dihadapanku, suatu kepercayaan lagi-lagi Allah SWT berikan kepadaku dan istriku, kepercayaan dan amanah besar berupa bayi laki-laki, tepat di hari kelima Bulan Ramadhan 1427 H atau tanggal 28 September 2006 jam 11.30 istriku melahirkan anak pertama kami, bayi laki-laki dengan berat 3,7 Kg dengan panjang 51 cm. Di Rumah Sakit Charitas Palembang.
Tanggal 27 September 2006 kemarin saya dan istri harus kontrol ke Dr Setia Budi kembali, perkiraan dokter istri saya bakal melahirkan sekitar tanggal 23 September tetapi apabila belum ada tanda-tanda harus kontrol kembali tanggal 27 September, pada saat kontrol tersebut seperti biasa dokter memeriksa istri dan USG juga, dari USG tersebut kelihatan kalo bayi kami dah sangat besar sekitar 3,6 dijelaskan juga posisi masih sungsang dan di tunjukkan kepala bayi sudah sangat mepet dengan perut istriku sehingga sangat sulit untuk berputar, dan dokter menyarankan untuk di operasi demi kebaikan ibu dan bayinya.
Hari itu juga istri saya langsung disuruh rawat inap untuk dilakukan check up menyeluruh sebelum melaksanakan operasi keesokan harinya. Dari mulai tes detak jantung, tes darah dan lain-lain sampe proses administrasinya. Dari hasil Check Up Dr menjelaskan kalo istri saya siap di operasi hanya saja Hb darahnya agak rendah yaitu 9,7 maka mesti disiapkan pendonor bila di butuhkan sewaktu-waktu.
28 September 2006 pukul 11 lebih 5 menit Istriku memasuki ruang operasi, Didampingi oleh ibu mertuaku dan kerabat dan saudara istriku aku hanya bisa berdoa dan berdzikir, waktu berjalan seakan melambat dan berjalan sangat lama. Sudah 30 menit istriku masih di dalam ruang operasi. Tepat pukul 11.40 menit pintu kamar operasi di buka dan saya melihat seorang suster menggendong bayi sambil memanggil saya, saya hanya bisa bersyukur dan berkaca-kaca melihat bayi yang digendong suster, ya buah hati kami. Suster menjelaskan bayi sama ibunya baik sehat. Bayinya sempurna. Waktu itu saya langsung mohon diijinkan untuk meng Adzani dan meng Qomati tapi suster bilang “iya pak silakan tapi jangan disini kasihan bayinya kedinginan“ suster juga jelasin akan bersihkan terlebih dahulu, saya kemudian di ajak suster untuk ke ruangan bayi.
Selama dibersihkan tak henti-hentinya mata saya berkaca-kaca sambil mengucapkan takbir sungguh luar biasa nikmat dan karunia-Mu ya Allah. Dedek nampak begitu sehat tangisannya kenceng sekali dan geraknya banyak. Saya perhatikan dengan detail dari ujung kepala hingga ujung kaki, saya hitung juga jari-jari tangan dan kakinya, alhamdulilah dedek sempurna “Saya sudah Jadi Ayah” ucap saya pelan sambil berkaca-kaca. Setelah bersih dedek diserahkan ke saya kemudian saya Adzani di telinga kanan dedek yang dari tadi menangis langsung berhenti diam dan memperhatikan sambil mendengarkan dengan baik adzan dan qomat. Selesai qomat dedek langsung menangis kembali, suster meminta kembali dedek untuk dibersihkan di timbang dan di ukur panjangnya. Setelah itu saya di persilakan untuk kembali ke ruang operasi kembali untuk menjemput istri saya

Hampir 1 jam kemudian istri saya baru keluar dari kamar operasi, istri saya sadar karena hanya di bius lokal, dan masih tetap ceria dan langsung menanyakan mana fotonya dedek. Saya baru sadar dari tadi kamera digital ini hanya saya kantongi padahal sudah janji untuk langsung memfoto dedek. Saya benar2 lupa.

Ya Allah ya Tuhan Kami,
Tanpa Terasa kini saya telah menjadi seorang ayah, dan istri saya menjadi seorang ibu, untuk melanjutkan regenarasi sunnatullah-Mu
Ya Allah Ya Tuhan Kami
Bila putra kami ini adalah anugerah dari-Mu, perkenankan kami menjadi orang-orang yang bisa menjaga anugerah-Mu ini, anugerah yang tiada ternilai. Dan bila kehadiran putra kami adalah kepercayaan dari-Mu, maka jadikanlah kami ini orang-orang yang layak mendapatkan kepercayaan dari-Mu
Duhai Zat yang maha pengasih dan Penyayang, Engkau tunjukkan kebaikan-Mu di tengah dosa dan maksiat yang kami jalankan, melalui kehadiran seorang anak yang membawa tambahan kebahagiaan, maka lengkapilah kebahagiaan kami dengan menjadikan kami semua orang yang saleh, yang mampu berbuat kebaikan. Petunjuk dan bimbingan-Mu senantiasa akan kami butuhkan, supaya kami bukan seperti orang buta yang berjalan dalam kegelapan, buta diatas kegelapan..
Amin.....