Di Kabupaten Bulukumba ada satu model alat angkut semacam delman, bendi, dan dokar yang masih beroperasi dan masih hilir mudik didalam kota, tapi bukan digunakan untuk mengangkut penumpang, disini digunakan untuk mengangkut bahan bangunan semacam pasir, batu bata, kerikil, semen dan sebangsanya lah. Rata-rata hampir semua penjual bahan bangunanan mengunakan tenaga kuda sebagai alat angkut bahan bangunan untuk diantar sampai kerumah pembeli. Tapi sayang kadang masih jorok dan gak memperhatikan kebersihan, kotoran kudanya berceceran dimana-mana terutama dijalan-jalan poros yang sering dilalui. Kalo dikabupaten sebelah Bulukumba seperti Jeneponto angkutan ini sepertinya masih digunakan untuk mengangkut penumpang.Kalo dipikir-pikir waktu juga yang menyebabkan alat angkut seperti ini tidak dipakai lagi, manusia yang selalu ingin serba praktis menginginkan kecepatan dan kemudahan. Tanpa memperhatikan dampak akibatnya. Mobil dan Motor dengan kepraktisan dan kecepatannya telah menggeser alat angkut dengan tenaga kuda seperti ini.
Saya hanya berpikir apakah Rafi nanti masih bisa menikmati naik Delman seperti Papanya ini dulu ya.? Semoga masih ada tempat buat kendaraan dengan tenaga kuda seperti ini nanti apakah itu di tempat-tempat wisata sebagai cagar budaya atau memang sebagai alat angkutan yang sebenarnya, tapi koq kayaknya bakalan susah menemui alat angkut model seperti ini lagi dimasa depan. Ya kita liat saja nanti..



1 comment:
Apakah terdapat upaya untuk meningkatkan kebersihan dan sanitasi dalam penggunaan alat angkut tersebut?
Regard Telkom University
Post a Comment