Friday, November 24, 2006

Alat Angkut Tenaga Kuda

Di Kabupaten Bulukumba ada satu model alat angkut semacam delman, bendi, dan dokar yang masih beroperasi dan masih hilir mudik didalam kota, tapi bukan digunakan untuk mengangkut penumpang, disini digunakan untuk mengangkut bahan bangunan semacam pasir, batu bata, kerikil, semen dan sebangsanya lah. Rata-rata hampir semua penjual bahan bangunanan mengunakan tenaga kuda sebagai alat angkut bahan bangunan untuk diantar sampai kerumah pembeli. Tapi sayang kadang masih jorok dan gak memperhatikan kebersihan, kotoran kudanya berceceran dimana-mana terutama dijalan-jalan poros yang sering dilalui. Kalo dikabupaten sebelah Bulukumba seperti Jeneponto angkutan ini sepertinya masih digunakan untuk mengangkut penumpang.

Kalo liat angkutan seperti ini jadi inget kembali memory masa kecil dulu ketika kerumah Mbah di singosari Malang, turun dari bus kota jurusan Surabaya-Malang di pasar Singosari kemudian menuju kerumah Mbah kita tempuh dengan naik delman gak jauh sebenarnya hanya kurang dari 10 menit, tapi jadi senang dan semangat kalo ke rumah Mbah karena ada naik delmannya, padahal gak harus naik delman ditempuh dengan jalan kaki juga bisa. Atau ke rumah saudara-saudara ibu yang di Gresik setiap lebaran delman atau dokar bisa atau di ijinkan oleh Pemda untuk beroperasi di dalam kota. Dengan hiasan dan semacamnya ikut merayakan hari Lebaran. Diluar Lebaran dilarang kembali beroperasi di dalam kota. Saya tidak tahu apakah sampe sekarang masih ada apa tidak alat angkut seperti ini di Singosari Malang atau di Gresik..

Kalo dipikir-pikir waktu juga yang menyebabkan alat angkut seperti ini tidak dipakai lagi, manusia yang selalu ingin serba praktis menginginkan kecepatan dan kemudahan. Tanpa memperhatikan dampak akibatnya. Mobil dan Motor dengan kepraktisan dan kecepatannya telah menggeser alat angkut dengan tenaga kuda seperti ini.

Saya hanya berpikir apakah Rafi nanti masih bisa menikmati naik Delman seperti Papanya ini dulu ya.? Semoga masih ada tempat buat kendaraan dengan tenaga kuda seperti ini nanti apakah itu di tempat-tempat wisata sebagai cagar budaya atau memang sebagai alat angkutan yang sebenarnya, tapi koq kayaknya bakalan susah menemui alat angkut model seperti ini lagi dimasa depan. Ya kita liat saja nanti..

1 comment:

Teknik Telekomunikasi said...

Apakah terdapat upaya untuk meningkatkan kebersihan dan sanitasi dalam penggunaan alat angkut tersebut?
Regard Telkom University