Sunday, November 12, 2006

Dalam Rencana-MU Aku Berencana

“ RencanaNya pasti yang terbaik buat kita”

Manusia dengan segala kemajuan berpikir, teknologi dan kemampuan antisipasinya, senantiasa berusahaan mengantisipasi adanya potensi kegagalan, bahaya atau musibah. Maka Manusia menyusun Rencana-rencana untuk menekan potensi kegagalan, bahaya dan musibah tersebut. Namun kenyataannya tidak semua aspek dapat kita kuasai. Ada wilayah ”X” yang keberadaannya dan kelangsungannya sama sekali diluar kendali manusia. Inilah wilayah Allah SWT dengan segala Misterinya

Beberapa hari terakhir saya sering merenungkan kalimat pada judul diatas, merenungkan kembali semua rencana hidup saya, apa yang sudah saya rencanakan, apa yang sudah capai dan raih. Walau sebagus apapun yang kita rencanakan dan kita harapkan kadang hasil yang kita raih atau peroleh semuanya jauh dari perkiraan kita.

Pada waktu sebelum lulus kuliah dulu, saya merencanakan untuk cepat bekerja, saya memang ingin merantau keluar kota surabaya dan rencana saya memang sesuai dengan Rencana Nya. Sebelum lulus saya sudah diterima di perusahaan automotif besar di Jakarta, bahkan perusahaan tersebut mau menunggu saya lulus terlebih dahulu, sehingga Skripsi saya harus dipercepat penyelesaian supaya bisa segera bekerja.

Ketika memutuskan resign dan masuk di perusahaan BUMN dimana saya bekerja sekarang ini, pada saat itu saya hanya mengharapkan suasana baru dan ingin mewujudkan apa yang saya impikan sejak kecil, saat itu banyak yang tidak bisa menerima rencana saya untuk pindah kerja termasuk ibu saya dan sahabat-sahabat saya, pada waktu pertama kali bekerja saya harus menerima uang saku saat pendidikan yang hanya seperlima dari pendapatan saya sebelumnya dari supervisor yang membawahi 9 orang staff saya harus kembali menjadi siswa ojt, dan yang lebih parah lagi saya harus di tempatkan jauh di Bulukumba, kota yang belum pernah saya bayangkan bahkan belum pernah denger sebelumnya. tapi ternyata Allah SWT punya rencana sendiri buat saya, akhirnya terjawab juga pada september tahun 2005 saya menikah dengan istri saya. Rupanya Allah SWT punya Rencana kenapa saya harus masuk perusahaan ini, ternyata saya di pertemukan dengan jodoh saya disini. Dalam kehidupan keluarga juga saya selalu berharap bisa dekat dengan istri dan anak saya ternyata sampai sekarang saya masih hidup berjauhan terpisah pulau dengan istri dan anak saya, saya di Bulukumba Sulawesi Selatan dan Istri dan anak saya di Palangka Raya Kalimantan Tengah, tapi dibalik ini saya di berikan Allah SWT istri yang begitu luar biasa, istri yang begitu tegar melewati semuanya sendiri jauh dari suami dan keluarganya dari hamil sampai merawat dan membesarkan buah hati kami Rafi sedangkan saya dalam sebulan hanya bisa dihitung berapa hari menemaninya.

Kapan hari ketika SK pindah istri saya untuk mengikuti suami disetujui kantor pusat (sebelum akhirnya dibatalkan) saya dan istri saya langsung banyak menyusun rencana, saya langsung angkut sebagian besar barang-barang istri saya, terutama baju-baju istri. Pada waktu itu istri sedang hamil jadi banyak baju kerja yang tidak dipakai akhirnya sekoper besar saya bawa ke Bulukumba, saya juga langsung sibuk mencari kontrakan rumah (untung belum saya bayar), menyusun daftar dari A sampai dengan Z barang-barang yang harus saya beli, begitu juga dengan istri saya, karena lagi hamil besar waktu itu kami berdua berencana istri saya akan ke Bulukumba sehabis melahirkan, jadi barang-barang istri dari kasur, TV, Lemari Es, Lemari baju dan lain-lain mau di lelang saja dan dah banyak teman-teman palangkaraya yang dah ngantri daftar dan sudah memilih barang apa saja yang mereka taksir bahkan ada yang sudah berani menawar :), ya sekali lagi kita hanya bisa merencanakan tapi ternyata Allah SWT punya rencana lain kepada kami. Sebelum istri saya melahirkan saya menerima pembatalan SK pindah istri saya. Semua Rencana yang sudah kami susun buyar berantakan, bukan cuma rencana tapi pikiran, semangat, dan hati kami hancur, tapi ternyata di balik kesedihan Allah juga memberikan kebahagiaan melalui lahirnya buah hati kami “Muhammad Rafi Iman Rabbani”. Sekarang kami harus menysusun kembali rencana-rencana kedepan kami. Termasuk mengembalikan sebagian besar barang-barang istri yng sudah saya angkut ke Bulukumba. Kami berdua masih yakin dan percaya ada Rencana lain Allah SWT buat kami. Kita hanya terus berusaha dan kami yakin RencanaNya pasti yang terbaik buat kami.

Rencana Allah SWT pastilah yang terbaik buat kita, kita hanya bisa membuat rencana yang terbaik buat kita menurut pemikiran kita. Kita harus selalu berpikir positif dan terus berusaha mewujudkan rencana-rencana kita Apabila ada rencana kita yang tidak bisa kita capai percayalah semua rahasia akan terjawab di kemudian hari.

“ Terinspirasi tulisan Namora dengan judul yang sama

1 comment:

Teknik Informatika said...

Bagaimana perasaan Anda ketika memutuskan untuk resign dan bergabung dengan perusahaan BUMN?
Regard Telkom University