Thursday, June 28, 2007

Menemukan keseimbangan

Arti keseimbangan bagi tiap orang pasti berbeda-beda, saya yakin anda punya pemikiran yang berbeda pula tentang keseimbangan dalam hidup ini. saya juga berpikir demikian. banyak yang selalu menghindari ketidakseimbangan. bahkan berusaha untuk mereduksinya atau menghilangkannya. dan terus berusaha mencari keseimbangan dalam hidupnya

Beberapa hari terakhir juga saya mengalami hal yang menurut saya tidak seimbang, terutama mengenai pekerjaan, saya sudah merasa apa yang saya berikan pada tempat kerja saya dengan apa yang saya dapat sangat tidak seimbang. antara beban kerja dan tanggung jawab yang di berikan kepada saya dibandingkan dengan reward yang diberikan perusahaan kepada saya. saya tidak tahu kenapa rasa kecewa begitu bertambah besar juga ketika tidak menerima tambahan tenaga baru di akuntansi ketika ada penempatan pegawai baru saya melihat penempatan pegawai baru bener-bener tidak memperhatikan unit mana yang lebih membutuhkan, saya masih dibiarkan sendirian bekerja di kantor cabang ini, iya Berarti saya harus bekerja tetap sendirian lagi. ditambah kebijakan manajemen tentang kepindahan istri saya liat tidak banyak membantu. membuat saya benar merasa dalam kondisi yang tidak seimbang
sejak itu saya ingin hanya konsen ke akuntansi total, saya ingin mundur dari hal-hal yang saya pikir hanya akan menambah beban kerja. kalo biasanya Rencana Kerja Anggaran Dan Perusahaan (RKAP) selalu saya yang handle mulai bertahap saya mundur. Dan saya berharap masalah Kinerja Perusahaan juga saya bisa mundur sehingga keinginan total saya hanya konsen ke bagian akuntansi. saya pikir dengan konsen ke akuntansi saya bisa menemukan ke seimbangan baru.

tapi saya baru merasa ada yang kurang di kerjaan saya, seperti hambar dan membosankan kerja hanya mengurusi akuntansi. saya jadi berpikir dimanakah sebenarnya titik keseimbangan ini? pada titik optimal dimana sebenarnya kesimbangan itu bisa kita capai?

ditengah keruwetan ini saya baru merasa ketika kita berharap menemukan keseimbangan dan saya merasa sudah pada titik balance sejujurnya saya sedang berada pada titik ketidak seimbangan yang baru.

saya sadar mungkin saya belum bisa jujur terhadapa diri saya mengenai apa sebenarnya yang saya inginkan dalam hidup ini. dan harapan dan impian saya ketika bertemu dengan realita yang ada. jembatan imajiner antara yang saya inginkan dalam hidup dan realita yang terjadi hal ini sebenarnya ukuran keseimbangan.

saya jadi inget Email sebuah temen tentang filosofi air. dimana air selalu mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, air selalu mencari keseimbangan, saya ingat penyebab air mengalir adalah ketidak seimbangan. tapi dengan ketidak seimbangan itu air bisa menghasilkan energi yang luar biasa untuk menekukan keseimbangannya. saya ambil contoh PLTA yang bisa menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik yang begitu luar biasa.

saya selalu setuju para pakar yang selalu berbicara untuk selalu aktif bergerak dan berubah, jangan terlena di comfort zone, dan segera bergerak di comfort zone tersebut.

dan saya bisa merasakan energi yang luar biasa ketika saya harus menemukan keseimbangan baru. sesungguhnya keseimbangan itu hanyalah hal imajiner yang ada di kepala kita. menemukan keseimbangan lah yang menurut saya hal yang sebenarnya.

saya bersyukur sekali lagi bisa diberi kesempatan untuk belajar tentang hidup ini sekali lagi. dan saya bener-bener menikmati ketika harus menemukan keseimbangan baru dalam hidup.

bagaimana dengan anda?

9 comments:

Mashuri said...

ternyata, hidup memang tak "sesederhana" air.....

Anonymous said...

Enggak ngerti musti ngomong apa. Yang pasti, keseimbangan buat tiap2 orang itu berbeda-beda. Yang penting adalah bagaimana kita menikmati dan mensyukuri apa yg sudah di dapat.

Anonymous said...

saya seimbang juga kok, mas! seimbang antara maen dan nge-blog! halah... ki komen kok ga mutu ngene seh :D

Anonymous said...

aku komen opo iki mas? Wes tak dungakno slamet dunia akhirat ae yooo.. hehehe

Cempluk Story said...

yess, komen ku 5 besar..bingung mw ngomong apa mas..maklum saya bukan ahli filosofi..heheh..air terkadang bisa menjadi membahayakan klo kita gak memanage betul si air ini kayak banjir bandang.hehehe..met beraktivitas mas..sukses selalu utk kita semua..amin

Manda La Mendol said...

Ehmm...mosok aku nuturi Mas Laks..huhueue. Intine... kadang sesuatu itu nggak seburuk yang kita bayangkan Mas. Pokoknya dihadapi aja, kalau ada cobaan di tengahnya anggap saja bonus.

*manthuk ..manthuk sok tuwek

Anonymous said...

wah la ternyata bukan sampeyan saja pak laks yang ngerasain kaya gitu...la yang nulis ini kan sama aja sesekali..
yah minimal ga sendirian pak laks...

Gusti Allah ternyata ga pernah kehabisan ide buat ngasi pe er sama kita kita ini...

Anonymous said...

sesuai hukum ekonomi hati, Qd=Qs, Permintaan hati (harapan, keinginan, impian,dll) = Penawaran (yg memuaskan) hati (kesempatan, kepercayaan, waktu, dll) hehehehe :D

-ndutyke said...

saya setuju sama mbak fenti utari :) dan saya lega walo pada awal postingan sampeyan sempat komen ttg ketidak-seimbangan, pada akhirnya sampeyan menemukan hal untuk disyukuri.

oo..mamarafi masih belum se-kota toh sama mas laks?

ta' dungakno ben ndang sa' kota yoh :D